Untuk
Kakandaku Ketua Umum Cabang Semarang yang sekarang sedang menjabat, Kakanda
Zulfikar YTH.
Kakanda,
izinkanah Adinda menceritakan sepenggal kisah (lebih tepatnya peristiwa) Abdul
Muththallib yang pernah hampir menyembelih putra kesayangannya hanya demi
menepati janji yang pernah ia ucapkan.
Dalam
tradisi Arab kuno, janji merupakan harga diri, berarti pula harga mati.
Sampai-sampai Abdul Muththallib, Kakek Rasulullah pernah hampir membunuh anak
yang paling disayanginya, Abdullah, yakni calon ayahanda Baginda Rasulullah
Saw., hanya demi menepati janjinya.
Suatu
ketika, Abdul Muththallib pernah berjanji (bernadzar), bahwa jika dia
dikaruniai 10 orang anak laki-laki yang tumbuh sampai dewasa, maka dia akan
mengorbankan salah satu di antara mereka. Ternyata, perkataannya didengar oleh
Tuhan. Dia dikaruniai 10 orang anak lelaki yang tumbuh sampai dewasa, yang
salah satunya, yaitu yang paling junior, adalah seseorang yang akan menjadi
calon bapak dari seorang nabi paling luar biasa, yakni Abdullah.
Akhirnya,
karena bagi mereka (masyarakat Arab) janji merupakan sebuah harga diri yang
harus ditepati, maka dengan berat hati, dia pun harus melaksanakan nadzar
(janjinya) tersebut meski perbuatannya ditentang oleh semua orang pada waktu
itu. Singkat cerita, dengan kuasa Allah, Abdullah pun selamat dari bahaya maut
itu. Selang beberapa waktu setelah kejadian itu, Abdullah pun kemudian menikah
dengan seorang gadis, yang dari pernikahannya itu, mereka dikaruniai seorang
anak, yaitu Muhammad Saw.
Dari
kisah singkat di atas, kita dapat menyaksikan betapa mereka, masyarakat Arab
pada saat itu, sangat menjunjung tinggi sebuah janji. Bahkan, meski nyawa jadi
taruhannya sekalipun. Sebab, dalam tradisi mereka, orang akan sangat dihormati
dan disegani manakala dia selalu menepati setiap janji yang telah ia ucapkan.
Kakanda
Ketua Umum HMI Cabang Semarang YTH.,
Dulu
Kakanda pernah berjanji, bahwa jika Kakanda tidak dapat melaksanakan Konfercab
pada waktu yang telah ditentukan, maka Kakanda bersedia mengundurkan diri dari
jabatan Ketum Cabang. Tapi pada kenyataannya, sampai sekarang Kakanda belum
sanggup melaksanakan Konfercab itu. Jadi, seharusnya sekarang Kakanda sudah
lepas jabatan dari Ketum Cabang Semarang, wahai Kakandaku.
Yang
lebih "unik" lagi bagi Adinda, wahai Kakandaku YTH., sampai sekarang
Kakanda masih saja dengan gagah mengaku sebagai seorang Ketum Cabang Semarang.
Datang ke tempat-tempat training sambil membawa gordon dan memberikan sambutan
dan kata-kata bijak sebagai seorang Ketum Cabang.
Wahai
Kakandaku YTH., sikap seperti itu dapat menjadi tolok ukur seberapa tinggi
harga diri seseorang. Setahu Adinda, seorang pemimpin itu seharusnya punya
integritas yang tinggi, salah satunya dibuktikan dengan penepatan setiap janji
yang telah ia ucap, sebagaimana kisah Abdul Muththallib di atas.
Adinda
hanya bisa berdo'a, semoga himpunan yang sangat kita cintai ini selalu dalam
naungan dan rahmat-Nya, serta dijauhkan dari oknum-oknum yang hendak merusak
dan mencemari citra nama baik himpunan tercinta kita ini.
Semoga
Allah selalu memberikan pertolongan atas segala tindak perjuangan kita. Dan
semoga kita dapat mengambil andil dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang
diridloi Allah Swt.. Aamiin.
Ditulis
oleh:
Kader
Aliansi HMI Semarang
0 Komentar